Selain jantung, organ hati atau liver juga salah satu organ utama yang sangat penting bagi tubuh. Fungsi liver salah satunya adalah menjadi tempat metabolisme darah, memproduksi cairan empedu untuk penyerapan nutrisi makanan, detoksifikasi racun-racun yang terbawa dalam darah, dan lain sebagainya.
Saat hati tidak bekerja baik, Anda akan merasakan tubuh yang lemah lesu, begah, dan kembung. Nah, bila Anda terlanjur mengalami gangguan pada hati, apa yang sebaiknya Anda lakukan? Mari simak ulasannya berikut ini.
Penyakit liver adalah gangguan yang terjadi pada organ hati atau liver yang dapat menyebabkan fungsi organ menjadi terganggu atau bahkan terjadi kerusakan dan tidak berfungsi sama sekali. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus atau pola hidup yang tidak sehat akibat konsumsi alkohol berlebih.
Awalnya, penyakit liver tidak langsung terlihat nyata sehingga banyak orang tidak menyadari memiliki penyakit ini. Namun, ketika sudah muncul kerusakan pada liver dan dapat menyebabkan timbul jaringan parut pada organ ini (sirosis hati), mulai banyak gejala yang muncul dan lambat laun dapat berakibat pada kegagalan fungsi hati.
Secara umum, penyakit liver sendiri diklasifikasikan menjadi 4 jenis sebagai berikut:
Alcoholic liver disease, yakni penyakit pada hati yang terjadi akibat penumpukan lemak akibat konsumsi alkohol yang berlebihan dan berkelanjutan. Gejalanya meliputi badan lemas, perut terasa begah dan kembung, rasa tidak nyaman di ulu hati, dan gangguan metabolik lain seperti kolesterol tinggi, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan kadar gula darah.
Non-alcoholic fatty liver disease, yakni mengumpulnya lemak pada hati tetapi disebabkan dari faktor di luar konsumsi alkohol. Penyakit ini umumnya terjadi akibat kelebihan berat badan, kolesterol yang tinggi, serta penyakit gula atau diabetes.
Gejala dari NAFLD serupa dengan perlemakan hati akibat alkohol, yaitu badan lemas, gangguan pencernaan, dan perut yang tampak membesar. Baik NAFLD maupun ALD menyebabkan perlemakan hati (fatty liver) yang jika tidak segera ditangani akan berlanjut ke stadium berikutnya dan dapat memicu kanker hati.
Sirosis hati, yaitu penyakit yang terjadi ketika bentuk dan struktur hati mengalami perubahan. Sehingga fungsi hati akan mengalami penurunan. Penyakit sirosis hati akan terjadi jika penyakit liver yang tidak ditangani secara langsung dan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Gejala dari sirosis hati adalah kulit dan mata yang tampak kuning (ikterus), perut membesar karena berisi cairan (asites), muntah darah, buang air besar bercampur darah hingga penurunan kesadaran karena kadar amonia di dalam tubuh sangat tinggi.
Hepatitis, yakni merupakan sebutan bagi hati yang mengalami proses peradangan. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hepatitis, tetapi salah satu yang sering terjadi adalah akibat infeksi virus.
Hepatitis akibat virus terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Dari jenis tersebut, yang paling sering menyebabkan berbagai komplikasi adalah hepatitis B dan C yang ditularkan melalui penggunaan jarum suntik tidak steril dan hubungan seksual yang tidak sehat. Wanita hamil yang menderita penyakit Hepatitis B juga berpotensi menularkan penyakit ini ke janinnya.
Karena penyakit liver tidak memiliki gejala pada awalnya, banyak yang menganggap enteng. Padahal, fungsi organ liver sendiri di tubuh sangat banyak, jika mengalami gangguan menahun dan diabaikan, tidak jarang akan muncul penyakit komplikasi lain dan dapat membahayakan jiwa hingga kematian.
Dilansir dari Klikdokter, tanda dan gejala dari penyakit liver pada pria atau wanita dapat bervariasi, tergantung dari jenis penyakit liver yang dialami, derajat parahnya penyakit tersebut, dan berbagai faktor lainnya. Beberapa tanda dan gejala dari penyakit hati adalah:
Tahukah Anda? Pola makan yang tidak sehat dapat menjadi faktor utama terjadinya penyakit pada liver. Untuk itu, Anda harus menghindari daftar makanan di bawah ini, apalagi bagi Anda yang telah terlanjur mengalami gangguan hati. Berikut adalah 5 pantangan makanan bagi penderita penyakit liver.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, berpotensi menimbulkan kerusakan pada hati yang lebih parah. Salah satu fungsi penting organ ini adalah sebagai tempat terjadinya metabolisme karbohidrat. Konsumsi terlalu banyak makanan manis akan lebih membebani hati. Hindari mengonsumsi ketan, ubi, kue gurih, soft drink, permen, cookies dan cake yang terlalu manis.
Walaupun tubuh membutuhkan garam untuk pencernaan, sistem saraf, dan keseimbangan elektrolit, konsumsi yang berlebihan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya adalah terjadi penumpukan cairan di dalam rongga perut pada penderita penyakit liver yang dapat berujung pada sesak napas. Hindari makan junk food, ikan asin, cumi asin, keripik, mie instant, dan makanan yang mengandung natrium tinggi.
Makanan yang dikemas dalam kaleng atau botol termasuk dalam daftar pantangan bagi penderita penyakit liver. Seperti saus dan kornet karena biasanya mengandung kadar garam yang cukup tinggi.
Panganan junk food dan yang berlemak lainnya memberi pengaruh buruk bagi kesehatan liver. Faktanya, terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi jenuh membuat fungsi liver menjadi terbebani dan akhirnya terganggu akibat terjadi peradangan.
Hindari daging berlemak, ayam goreng, sosi goreng, daging asap, sosis, sarden, daging/ikan yang diawetkan, susu full cream, mayonnaise, susu kental manis dan hasil olahnya keju, dan es krim.
Alkohol dapat memberatkan kerja organ hati dan merusak jaringan hati untuk penderita penyakit liver. Selain itu minuman atau makanan yang mengalami proses fermentasi seperti tape, legen, tuak, arak dan lainnya dapat memperparah penyakit ini. Sehingga, alkohol dan makanan terfermentasi tidak diperbolehkan untuk penderita sakit liver.
Makanan yang dimasak dengan menggunakan banyak rempah tidak dianjurkan untuk penderita liver. Sebab makanan yang kaya rempah bersifat asam dan panas seperti cabe, merica, lada, jahe, jeruk nipis, cuka, dan lainnya yang dapat memicu reaksi lambung serta liver.
Hal ini juga berlaku untuk makanan yang mengandung gas tinggi seperti: kol, sawi, lobak, daun singkong, nangka muda, kembang kol, nangka, nanas, durian, dan kedondong. Terlalu banyak gas pada saluran pencernaan menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut terutama pada penderita sakit liver.
Memang banyak sekali makanan yang harus dihindari oleh pasien yang mengalami gangguan hati, dan harus berhati-hati dalam memilih makanan untuk liver. Menghindari jenis makanan yang sudah disebutkan di atas dapat membantu pemulihan Anda dari sakit liver. Pemilihan Nutrisi Khusus yang sesuai dengan kondisi pasien liver adalah salah satu cara mengobati penyakit liver dan mendukung kesembuhannya.
Jika Anda merasa pilihan makanan menjadi terbatas dan kesulitan memenuhi nutrisi harian, jangan khawatir. Anda dapat konsumsi makanan diet khusus untuk gangguan hati, yakni Hepatosol dan Hepatosol Lola.
Nutrisi untuk penderita gangguan hati ringan dapat dan membantu mempercepat pemulihan. Hadir dalam varian rasa cokelat dan vanilla. Tersedia dalam kemasan : 240 gr (3 sachet masing-masing 80 gr)
Nutrisi untuk penderita gangguan hati berat. Hadir dalam varian rasa jeruk. Tersedia dalam kemasan: 249 gr (3 sachet masing-masing 83 gr)
Yuk cegah dan jaga hati Anda dengan diet yang tepat. Anda bisa mendapatkan produk Hepatosol dan Hepatosol Lola dengan mudah melalui KALCare.com, KALCare Outlet maupun KALCare Home Delivery, dengan layanan pesan antar langsung ke rumah Anda. Jangan lewatkan berbagai informasi dan promo menarik khusus produk Hepatosol melalui WhatsApp KALCare atau Telegram KALCare.
Nikmati juga berbagai keuntungan berbelanja di KALCare seperti promo menarik, point reward, serta informasi kesehatan terkini melalui artikel atau kulwap bersama pakar yang bisa Anda ikuti di Instagram maupun Facebook KALCare.
Salam,
KALCare