Mitos vs Fakta tentang Morning Sickness

Mitos vs Fakta tentang Morning Sickness

Mual muntah di pagi hari atau morning sickness merupakan satu dari segudang keluhan yang umum dirasakan ibu hamil. Faktanya, lebih dari 50 persen ibu hamil mengalami keluhan morning sickness.

 

 

Karena cukup banyak dialami, akhirnya banyak kepercayaan atau mitos bermunculan. Selanjutnya disusul dengan munculnya berbagai anjuran yang sayangnya tidak semuanya terbukti benar secara medis.

 

Sebelum lebih jauh “terjerumus” oleh mitos morning sickness yang beredar, yuk telusuri mengenai kabar yang didukung oleh fakta medis atau apa saja yang hanya mitos belaka.

 

Mitos 1: morning sickness hanya terjadi pada pagi hari

 

Faktanya, morning sickness terjadi akibat tingginya kadar hormon pada masa awal kehamilan. Proses ini akan terus berlangsung dan mereda dengan sendirinya pada minggu ke-16 hingga minggu ke-20, saat plasenta sudah sempurna terbentuk.

 

Keluhan ini memang umumnya lebih dominan dirasakan di pagi hari, saat kadar hormon sedang tinggi. Meski demikian, bukan berarti rasa mual tidak bisa dirasakan pada waktu lainnya. Faktanya, rasa mual dan muntah saat hamil ini dapat dialami sepanjang hari hingga malam menjelang tidur.

 

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual adalah dengan menyediakan camilan di samping tempat tidur seperti biskuit. Mengonsumsi makanan ringan segera setelah bangun pagi terbukti dapat mengurangi rasa mual dan membuat tubuh terasa lebih bugar. Berikan jeda waktu beberapa saat sebelum beranjak bangun untuk memulai aktivitas harian.

 

Mitos 2: morning sickness bisa picu keguguran

 

Dalam kondisi ringan, morning sickness umumnya tidak akan membahayakan kehamilan dan tidak menimbulkan risiko keguguran. Namun, pada beberapa kasus, mual muntah bisa terjadi sangat hebat, berkelanjutan, sehingga menyulitkan ibu hamil untuk makan maupun minum.

 

Kondisi yang dinamakan hyperemesis gravidarum ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, bila tidak segera ditangani, hyperemesis gravidarum dapat meningkatkan risiko dehidrasi bagi sang ibu dan kurang nutrisi bagi janin yang dikandungnya. Tentu dua kondisi ini akan membahayakan kehamilan.

 

Mitos 3: morning sickness dirasakan lebih berat saat hamil anak perempuan

 

Ringan atau beratnya morning sickness tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin bayi yang dikandung ibu hamil. Pada beberapa ibu hamil, mual muntah yang dialami bisa lebih berat karena memang kadar hormon yang relatif lebih tinggi. Untuk menetralisir rasa mual yang dialami, ibu hamil dapat mengonsumsi minuman jahe hangat atau menyesap yang asam-asam seperti air lemon, permen asam, atau makan buah-buahan asam.

 

Mitos 4: sering makan dapat memperparah morning sickness

 

Faktanya, perut kosong justru dapat memperberat rasa mual pada morning sickness. Untuk itu, para ibu hamil dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang beraroma menyengat, pedas, atau yang mengandung terlalu banyak lemak. Selain makan dalam frekuensi yang cukup tinggi, ibu hamil yang mengalami morning sickness juga tetap harus menjaga asupan cairan, setidaknya 3 liter per hari.

 

Mitos 5: tidak boleh olahraga selama mengalami morning sickness

 

Kenyataannya, olahraga intensitas ringan justru dapat membantu para ibu hamil melawan morning sickness. Gerakan saat berolahraga dapat melancarkan peredaran darah, meningkatkan suasana hati, dan mengalihkan fokus dari rasa mual yang sedang dialami.

 

Lakukan olahraga ringan seperti latihan peregangan otot atau stretching, jalan santai, maupun yoga. Selain baik untuk kesehatan ibu hamil, jenis olahraga ini juga berguna untuk membantu mengurangi berbagai gejala morning sickness yang sedang dialami.

 

Nah, apakah pemaparan fakta medis di atas berhasil mematahkan mitos seputar morning sickness yang selama ini Anda percaya? Hal ini penting karena mengetahui seluk beluk morning sickness dapat membantu seorang ibu melewatinya, sehingga dapat lebih menikmati proses kehamilan. Fokuslah dalam menyiapkan nutrisi terbaik untuk sang bayi dengan menerapkan pola makan sehat, jangan malas untuk berolahraga, serta jauhi diri dari stres, dan konsumsi susu Prenagen. (Sumber: Klikdokter.com)

 

 

 

Salam, 

KALBE Store