Kurikulum pendidikan saat ini makin menuntut anak untuk menjadi serba bisa. Mereka diharapkan dapat memiliki aspek pengetahuan dan keterampilan lebih dengan waktu yang terbatas di sekolah. Apakah masih perlu ditambah dengan kegiatan ekstrakurikuler?
Perlu atau Tidak?
Apakah anak perlu mendapatkan kegiatan tambahan di luar jam sekolah sering menjadi pertanyaan banyak orang tua. Tak sedikit yang memutuskan untuk memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada anak setelah pulang sekolah dengan harapan dapat menambah wawasan dan mengembangkan bakat yang dimilki anak.
Sebenarnya tak ada yang salah maupun benar dengan hal tersebut. Karena perlu tidaknya seorang anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler merupakan keputusan masing-masing orang tua, dan tentunya orang tualah yang paling tahu serta mengerti kondisi anak mereka.
Jika anak memiliki suatu bakat dan potensi yang terpendam tetapi kurang diasah kemampuannya di sekolah, maka memfasilitasi anak untuk mengikuti kegiatan tambahan di luar sekolah adalah suatu pilihan yang tepat. Menjalani aktivitas ekstrakurikuler yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak, tentunya dapat menstimulasi mereka untuk dapat bertumbuh kembang lebih baik lagi di masa depan.
Manfaat lain dalam mengikutsertakan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah anak mendapatkan suasana baru di luar ruang kelas. Hal ini mampu memberikan penyegaran dan mengurangi kejenuhan karena mereka dapat mengeksplorasi lingkungan yang baru, di luar materi akademis yang mereka jalani sehari-hari. Selain itu, anak pun akan mendapatkan teman baru sehingga kemampuan bersosialisasinya akan berkembang lebih baik lagi.
Apabila kegiatan yang diikuti anak sesuai dengan minat dan bakat yang ia miliki, hal ini secara tidak langsung dapat mengembangkan rasa percaya diri anak. Aspek ini dapat menjadi pertimbangan bagi orang tua yang memiliki anak dengan sifat pemalu dan kurang pergaulan.
Apa yang Harus Dipertimbangkan?
Sebelum memutuskan apakah anak perlu diberikan kegiatan ekstrakurikuler, sebaiknya orang tua memperhatikan empat hal berikut ini:
1. Pilihlah aktivitas-aktivitas yang selaras dengan potensi anak
Jika memang anak ingin mengambil ekstrakurikuler matematika, misalnya, pilihlah durasi yang lebih singkat dibanding ekstrakurikuler lainnya. Hal ini untuk menghindarkan anak dari kegiatan yang berlebihan dan tidak tepat sasaran.
2. Libatkan anak
Duduk bersama anak dan bicarakan apa yang anak inginkan. Orang tua hanya bertindak sebagai pemandu, yang akan memberikan arahan dan bimbingan kepada anak.
Ingat, anaklah yang akan menjalani kegiatan ekstrakurikuler tersebut sehingga orang tua harus betul-betul yakin bahwa mereka memilih kegiatan yang disukainya (dan tentunya sesuai dengan minat dan bakat).
3. Penuhi asupan gizi anak
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan setelah anak pulang sekolah pastinya akan memerlukan energi tambahan. Untuk itu, aspek asupan gizi anak saat di sekolah perlu lebih diperhatikan.
Misalnya, dengan membekali anak menu yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah setiap harinya. Bawakan juga camilan yang sehat, seperti roti gandum isi daging dan sayur, buah, atau susu untuk menambah tenaga anak.
Tidak lupa juga orang tua perlu memberikan pengarahan kepada anak untuk selalu rutin mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik dan di bawah air mengalir sebelum makan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mencegah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh anak.
4. Perhatikan kondisi kesehatan anak
Orang tua tentunya lebih memahami kondisi kesehatan anak mereka masing-masing. Sebelum memutuskan apakah perlu diberikan kegiatan ekstrakurikuler, orang tua perlu melihat apakah kondisi kesehatan anak memungkinkan untuk melakukan aktivitas lebih setelah pulang sekolah.
Pilihan tempat ekstrakurikuler yang tidak jauh dari rumah juga perlu dipertimbangkan agar anak tidak menghabiskan waktu terlalu lama di jalan. Jangan sampai anak kelelahan sebelum menjalani kegiatannya.
Untuk mendukung hal tersebut, anak dapat mengkonsumsi susu morinaga setiap harinya.
Beberapa pertimbangan di atas dapat Anda jadikan sebagai panduan apakah perlu mengikutsertakan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler atau tidak. Semuanya kembali kepada masing-masing anak dan orang tua. Hal yang tak kalah penting, dengarkan keinginan anak saat memilih kegiatan ekstrakurikuler tersebut, dan sesuaikanlah dengan minat serta bakatnya. Sumber: Klikdokter.com
Salam,
KALBE Store