Hampir semua insan menginginkan pernikahan. Ada banyak alasan kenapa seremoni sakral ini dilangsungkan untuk menyatukan dua insan. Beberapa alasan di antaranya untuk menyatukan dua keluarga dari pasangan yang saling mencintai dan mendapatkan keturunan.
Memang pernikahan sendiri di Tanah Air diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 1974. Bahkan dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974, terdapat aturan mengenai batas minimal usia pernikahan yaitu 19 tahun baik untuk laki-laki atau perempuan. Meskipun begitu, kenyataannya di Indonesia pernikahan di bawah umur masih sering terjadi. Kemiskinan, pendidikan rendah, norma sosial, bahkan hukum adat menjadi alasan terjadinya pernikahan dini. Padahal dibalik itu, pernikahan usia dini dapat menimbulkan risiko kesehatan berikut ini.
Risiko pernikahan dini memang kerap dirasakan oleh perempuan. Itulah mengapa perempuan yang hendak menikah harus siap secara fisik dan juga mental. Pada perempuan yang masih usia belia, organ tubuhnya juga masih belum matang sepenuhnya. Akibatnya, janin tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Sehingga risiko keguguran pada ibu di bawah umur lebih besar.
Perempuan usia muda yang hamil berisiko tinggi mengalami peningkatan tekanan darah. Bahkan bisa terjadi preeklampsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein dalam urin, dan kerusakan organ di dalam tubuh. Untuk itu bagi ibu hamil perlu dilakukan tindakan pencegahan jika terjadi tekanan darah. Walaupun tindakan pencegahan ini dapat membahayakan pertumbuhan janin.
Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah di dalam tubuh. Anemia memang kerap terjadi pada ibu hamil. Tetapi kondisi anemia ini lebih berisiko pada ibu hamil dengan usia muda. Pada ibu hamil, anemia menyebabkan bayi susah lahir dan dapat berakibat buruk pada tumbuh kembang janin. Biasanya anemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen penambah darah atau susu persiapan kehamilan Prenagen Esensis yang dapat dibeli di sini.
Tubuh yang belum matang membuat ibu hamil usia muda rentan melahirkan bayi prematur. Ada juga kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Serta kemungkinan adanya gangguan kesehatan lain seperti masalah pada pernapasan, pencernaan, hingga kognitif.
Berdasarkan penelitian dari National Health Service, perempuan yang melahirkan pada usia di bawah 18 tahun memiliki risiko kematian yang tinggi. Hal ini lagi-lagi karena perempuan di bawah umur belum siap secara fisik untuk hamil dan melahirkan. Misalnya kondisi panggul ibu yang kecil sehingga bayi sulit untuk dilahirkan. Tentu ini berbahaya karena dapat juga menyebabkan kematian pada bayi.
Tidak hanya menimbulkan risiko kesehatan fisik, pernikahan dini juga membuat kesehatan psikis pasangan terganggu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan psikis pada pasangan muda. Misalnya emosi yang masih bergejolak karena masih dalam proses pubertas, hingga masalah ekonomi. Jika terus berlanjut, kondisi ini dapat menyebabkan adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga.
Masalah psikologis yang dialami oleh orang tua muda ternyata dapat memicu permasalahan psikologis pada anak. Tidak jarang, kekerasan dalam rumah tangga juga melibatkan anak sebagai korban. Bahkan menurut data UNICEF, kekerasan dalam rumah tangga mayoritas dialami oleh anak kecil dibandingkan anak dengan usia remaja ke atas. Padahal ini dapat memberikan pengaruh buruk pada tumbuh kembang psikologi anak-anak.
Ternyata cukup banyak risiko dari pernikahan dini. Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat bijak dalam memutuskan untuk masuk ke tahap pernikahan. Nah, bagi Anda yang memang sudah cukup umur dan siap untuk menikah, jangan lupa mengonsumsi Prenagen Esensis. Sebab Prenagen Esensis merupakan susu untuk persiapan kehamilan yang kaya zink, asam folat, dan zat besi. Beli nutrisi persiapan kehamilan online, mudah, dan hemat hanya di KALCare. Karena KALCare menjual online susu & nutrisi ibu mulai dari persiapan kehamilan hingga menyusui.
Salam,
KALCare