Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang termasuk memiliki risiko tinggi jika terinfeksi covid. Informasi ini berdasarkan data dari American Heart Association (AHA) yang menjelaskan bahwa komplikasi pada orang dengan hipertensi yang memicu risiko covid. Dan menurut data, didapatkan bahwa persentase fatalitas coronavirus pada pasien hipertensi sebesar 6%.
Berdasarkan data temuan pasien covid-19 di Tanah Air, korban meninggal dunia didominasi oleh pasien yang juga mengidap hipertensi dengan komplikasi tambahan penyakit lainnya. Misalnya seperti penyakit jantung, ginjal, dan diabetes. Tetapi sayangnya, kesadaran akan pencegahan serta pengobatan terhadap hipertensi di Indonesia masih rendah. Bahkan banyak juga pasien hipertensi yang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Sehingga tidak melakukan pengobatan sama sekali.
Pada tahun 2013, Riskesdas mencatat sebanyak 63 juta orang atau 34,1% penduduk Indonesia menderita hipertensi. Dari data tersebut, hanya sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4% dari yang terdiagnosis hipertensi yang rutin mengonsumsi obat. Padahal menurut President Perhimpunan Dokter Hipertensi atau PERHI, dr. Tunggul D Situmorang, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan angka kesakitan, kematian, dan beban biaya kesehatan tinggi. Apalagi hipertensi yang tidak bergejala dapat merusak organ-organ penting seperti otak, jantung, ginjal, dan pembuluh darah besar atau kecil.
Hipertensi sendiri dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi esensial dan sekunder. Hipertensi esensial atau bisa disebut juga sebagai hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan hipertensi sekunder diketahui penyebabnya seperti adanya gangguan pembuluh darah, ginjal, kelenjar tiroid, atau kelenjar adrenal.
Ada banyak faktor risiko penyebab hipertensi, misalnya umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, atau genetik. Ada juga faktor dari gaya hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi garam dan lemak jenuh berlebih, serta mengonsumsi minuman beralkohol. Begitu juga stres dan penggunaan estrogen berlebih dapat menjadi pemicu hipertensi.
Memang sebenarnya belum ada efek spesifik covid-19 terhadap sistem kardiovaskular. Tetapi ada beberapa hal yang menjadi pengaruh menurut American College of Cardiology. Pertama, infeksi virus yang berkaitan dengan peradangan di dalam tubuh dapat memperburuk dan meningkatkan risiko kondisi gangguan pada aliran darah.
Lalu kondisi hipertensi yang tidak ditangani dengan baik sehingga sudah menyebabkan penyakit jantung, membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sebab organ jantung sudah tidak dapat bekerja dengan baik untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Belum lagi infeksi virus berkaitan juga dengan gangguan stabilitas plak yang terbentuk pada pembuluh darah.
Dokter Tunggul menambahkan, selama pandemi masyarakat seharusnya lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Terutama bagi orang yang menderita hipertensi untuk melakukan Pemeriksaan Tekanan Darah di Rumah atau PTDR.
Orang dengan hipertensi juga sebaiknya tetap mengikuti anjuran terapi sesuai dengan anjuran dari dokter. Lakukan komunikasi dengan dokter agar hipertensi dapat dipantau secara ketat selama penyebaran covid. Jangan lupa untuk tetap melakukan tindakan preventif lainnya seperti rajin mencuci tangan, melakukan social distancing, mengonsumsi obat hipertensi yang sudah dianjurkan oleh dokter atau suplemen H2 Celery.
H2 Celery terbuat dari bahan alami yaitu ekstrak daun seledri yang dapat membantu menurunkan tekanan darah pada prehipertensi. Anda beli vitamin & suplemen kesehatan H2 Celery dengan mudah di sini. Tidak hanya suplemen, KALCare juga menjual produk nutrisi & alat kesehatan original online tepercaya.
Salam,
KALCare