Bagaimana Cuci Darah Menggunakan BPJS Kesehatan?

Bagaimana Cuci Darah Menggunakan BPJS Kesehatan?

Saat mendengar kata “cuci darah” mungkin dalam benak Anda akan muncul prosedur kesehatan yang wajib, mengerikan, dan cukup menguras kantong. Cuci darah pun tidak cukup dilakukan hanya sekali. Metode ini perlu dilakukan terus menerus sebagai cara untuk menunjang kehidupan pasien gagal ginjal. Kebutuhan biaya yang tidak sedikit untuk cuci darah ini membuat pasien membutuhkan sokongan dari BPJS. Bagaimana caranya?

 

Apa itu cuci darah?

 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, cuci darah dilakukan agar pasien ginjal atau gagal ginjal dapat melihat hari esok. Sebab cuci darah merupakan terapi pengganti ginjal dalam mencegah keracunan dan penumpukan cairan dalam tubuh. Risiko keracunan ini timbul akibat ginjal yang sudah tidak lagi memiliki kemampuan menyaring racun, zat sisa, dan elektrolit yang seharusnya dibuang.

 

Dalam keadaan normal, tindakan membersihkan darah dilakukan oleh ginjal. Namun ginjal yang mengalami kerusakan tidak mampu untuk membersihkan semua darah dengan optimal, sehingga memerlukan cuci darah. Pada cuci darah atau hemodialisis, digunakan alat untuk menyaring dan memisahkan racun, elektrolit, dan zat sisa dari darah untuk dibuang. Prosesnya pun memakan waktu sekitar tiga sampai empat jam untuk 1 kali sesi cuci darah.

 

 

 

metode kesehatan cuci darah yang ditanggung bpjs

 

 

 

Perlu Anda tahu, cuci darah juga tak hanya dilakukan pada kondisi gagal ginjal. Tetapi cuci darah juga dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami kondisi keracunan berat. Selain itu, penumpukan cairan di paru-paru atau edema paru dan kadar kalium yang terlalu tinggi di dalam darah juga memerlukan pengobatan cuci darah.

 

Biaya yang mahal

 

Salah satu keluhan yang biasa diajukan oleh penderita penyakit ginjal adalah mahalnya biaya cuci darah. Padahal pasien gagal ginjal dengan kondisi yang paling parah setidaknya perlu melakukan 3 kali cuci darah dalam seminggu. Sedangkan untuk kondisi yang belum tergolong parah, cuci darah dilakukan tergantung pada kondisi ginjal. Sehingga cuci darah bisa dilakukan dua kali seminggu, 1 kali seminggu, atau bahkan 2 kali dalam sebulan. Untuk sekali hemodialisis, pasien harus mengeluarkan biaya sekitar 1-2 juta rupiah.

 

Tidak hanya itu, pasien juga harus membayar biaya obat-obatan yang mendukung proses pengobatan jika diperlukan. Ditambah lagi dengan biaya rawat inap jika dianggap perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan cuci darah. Belum lagi jika kondisi fisik pasien menurun sehingga membutuhkan transfusi darah, keluarga akan mengeluarkan biaya lagi untuk membeli darah pada PMI. Membeli darah juga tidak murah, 1 kantong darah memerlukan biaya sekitar 350-380 ribu rupiah.

 

Cuci darah ditanggung BPJS Kesehatan

 

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia, pemerintah pun menetapkan metode pengobatan cuci darah dapat ditanggung oleh anggaran kesehatan Negara yang dibayar oleh semua masyarakat. Syaratnya, pasien harus terdaftar dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau disingkat BPJS Kesehatan. Peserta BPJS juga diwajibkan untuk membayar iuran per bulan sesuai dengan pilihan kelas kesehatan yang dipilih.

 

Pasien penyakit ginjal pertama-tama perlu memiliki surat rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang diberikan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Surat ini berlaku satu kali untuk diagnosa dan rujukan yang sama. Kontrol ulang dapat dilakukan maksimal tiga bulan sejak tanggal rujukan awal dikeluarkan.

 

Pada kondisi khusus, peserta BPJS Kesehatan dapat langsung ke rumah sakit tanpa perlu ke FKTP dulu, dengan membawa surat kontrol dari dokter. Salah satu kondisi khusus adalah pasien hemodialisis. Peserta dapat menggunakan nomor surat kontrol yang sama untuk jangka waktu satu bulan. Tujuannya agar peserta BPJS Kesehatan yang menjalankan pengobatan cuci darah semakin mudah dan merasa nyaman.

 

Itulah informasi seputar hemodialisis dan prosedur yang harus dilakukan agar pengobatan dapat ditanggung BPJS Kesehatan. Semoga setelah membacanya, Anda yang masih dalam kondisi prima lebih giat lagi dalam menjaga kesehatan tubuh. Sedangkan untuk Anda yang sudah mengalami gagal ginjal juga harus tetap menjaga kesehatan serta rutin dalam menjalani pengobatan.

 

 

 

Nephrisol untuk gangguan ginjal tanpa dialisis

 

 

 

Pasien dengan gangguan ginjal pre dialisis (belum cuci darah) dapat mengonsumsi Nephrisol untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Nephrisol juga dilengkapi asam amino esensial dan non esensial yang sesuai dengan kebutuhan pasien dengan gangguan ginjal pre dialisis. Bila kondisi Anda telah cuci darah, penuhi kebutuhan nutrisi dengan Nephrisol-D. Sebab Nephrisol-D lengkap nutrisi dan tinggi protein untuk mengganti protein yang hilang akibat cuci darah. Yuk pasien penyakit ginjal dan gagal ginjal, tetap semangat menjalankan terapi bersama Nephrisol dan Nephrisol-D!

 

Salam,

 

KALBE Store

 

 

 

 

Sumber:

Klikdokter.com

Detik.com

Bpjs-kesehatan.go.id