Pandemi covid-19 yang sudah terjadi selama 7 bulan di Tanah Air belum menunjukkan adanya angka penurunan kasus positif. Bahkan di Ibukota Jakarta terjadi lonjakan kasus, sehingga Pemerintah menggunakan beberapa hotel untuk dijadikan sebagai fasilitas karantina bagi pasien positif covid tanpa gejala. Tidak hanya sekadar kenaikan jumlah kasus, terdapat juga long covid yang dialami oleh beberapa pasien covid.
Long covid merupakan efek jangka panjang yang dialami oleh beberapa pasien covid. Atau dalam arti lain, pasien yang mengalami gejala lebih lama padahal sudah dinyatakan sembuh dari penyakit covid. Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan bahwa orang-orang yang terinfeksi covid-19 perlu melakukan isolasi diri minimal 10 hari. Karena berdasarkan penelitian, covid-19 umumnya dapat hilang dari tubuh dalam jangka waktu tersebut.
Berbeda dari laporan tersebut, beberapa pasien positif masih melaporkan adanya efek infeksi serta gejala penyakit yang berkepanjangan yang merupakan long covid. Bahkan lamanya long covid dapat terjadi hingga beberapa bulan setelah kesembuhan. Kondisi ini cukup mengganggu individu yang mengalaminya, karena masih merasa kesakitan sehingga tidak dapat melakukan aktivitas.
Dari berbagai laporan terkait pasien covid-19, sebagian besar masih merasakan gejala covid walaupun sudah dinyatakan bebas dari infeksi virus. Misalnya seperti laporan pasien yang dirawat di Southmead Hospital, Inggris, 81 dari 110 pasien melaporkan masih mengalami gejala sulit bernapas, nyeri otot, hingga merasa lelah walau sudah dinyatakan sembut selama 12 minggu. Lalu di Italia, ada laporan 9 dari 10 pasien di Roma yang masih merasakan gejala yang bertahan dalam kurun waktu 60 hari pasca infeksi. Maka para ahli menyimpulkan fenomena long covid yang terjadi di dunia terjadi lebih dari 75 persen.
Untuk gejala long covid sendiri memang tidak berbeda dengan gejala covid. Tetapi memang gejala long covid pada tiap-tiap individu berbeda-beda. Misalnya seperti yang terjadi pada Alyssa Milano yang merupakan aktris Amerika Serikat yang mengalami rambut rontok akibat terinfeksi covid. Sehingga para ahli mendapatkan bahwa covid-19 tidak hanya menginfeksi paru-paru saja, tetapi juga menekan sistem imun seperti yang tertera pada jurnal Clinical Infectious Diseases. Akibatnya virus dapat berkembang, dan menyebabkan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh. Melihat pola ini, besar kemungkinan gejala long covid bisa tetap ada karena sistem imun yang belum pulih dengan benar. Tetapi mengenai hal ini masih diperlukan berbagai penelitian tambahan untuk membuktikan kebenarannya. Berikut merupakan gejala umum yang dialami oleh penderita long covid:
Insomnia merupakan kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk tidur. Kondisi ini dialami oleh individu yang mengalami long covid. Sehingga membuat tubuh menjadi mudah lelah karena kekurangan tidur.
Kebanyakan pasien positif covid 19 akan mengalami masalah pernapasan, karena virus ini menyerang paru-paru. Ternyata gejala ini juga masih dialami oleh pasien yang telah dinyatakan sembuh dari covid. Gangguannya berupa sesak napas seolah tidak mendapatkan jumlah oksigen yang cukup.
Peningkatan denyut jantung ini terjadi pada penderita long covid. Kebanyakan dari mereka memiliki detak jantung lebih dari 100 per menit sehingga merasa kehabisan napas. Padahal dalam kondisi normal, detak jantung berkisar antara 60-100 detak per menit.
Aritmia merupakan kondisi detak jantung yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Artinya jantung berdetak lebih kencang atau lebih lambat. Kondisi ini dapat menyebabkan jantung menjadi lemah atau bahkan rusak.
Infeksi virus corona yang menyerang organ paru-paru menimbulkan rasa nyeri di dada. Maka pasien covid yang mengalami gejala berat memerlukan bantuan alat berupa ventilator untuk bernapas. Rasa nyeri di dada ini juga ternyata dialami oleh penderita long covid, terutama setelah berjalan dan menaiki tangga.
Gejala selanjutnya dari long covid adalah menggigil. Menurut laporan menggigil dapat terjadi bersamaan dengan demam. Sehingga membuat tubuh menjadi gemetar.
Yang terakhir, penderita covid-19 yang sudah sembuh mengaku sering mengalami muntah. Padahal selama dinyatakan positif, mereka tidak mengalami muntah, hanya merasakan mual. Tidak hanya sekadar itu, penderita long covid juga mengaku mengalami diare, halusinasi, disorientasi, hingga gangguan kognitif.
Fenomena long covid ini tentu cukup mengkhawatirkan ya Fams. Sebab kondisi ini tidak hanya membuat penderita mengalami gangguan kesehatan dalam jangka waktu yang cukup panjang, serta masih membutuhkan perawatan dan fasilitas kesehatan. Padahal saat ini angka penyebaran covid di Indonesia masih dibilang cukup tinggi.
Untuk itu, Fams harus tetap menjaga kesehatan agar tidak terinfeksi covid-19 ya. Ingat agar selalu menggunakan masker, dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. Tambahkan juga olahraga dan konsumsi suplemen Starmuno yang bisa Anda dapatkan dengan mudah di sini.
Salam,
KALCare
Sumber:
https://www.idntimes.com/health/medical/abraham-herdyanto/long-covid-6-fakta-efek-jangka-panjang-pasien-yang-telah-sembuh/6
https://hot.grid.id/read/182310720/waspada-gejala-long-covid-masih-menghantui-korban-corona-yang-telah-dinyatakan-sembuh-dan-dipulangkan-berikut-yang-biasanya-akan-dirasakan-pasien?page=all