Apa Dampak Buruk Perceraian pada Anak

Apa Dampak Buruk Perceraian pada Anak

Pemberitaan mengenai perceraian artis Tanah Air cukup banyak di awal tahun 2021. Perceraian tentu tidak hanya memberikan dampak bagi pasangan suami istri saja. Tetapi juga terdapat dampak buruk perceraian pada anak.

 

Dampak perceraian pada anak

 

orang tua perlu tahu dampak perceraian pada anak

 

Pada awalnya, perceraian adalah hal yang tidak mudah dimengerti oleh anak-anak. Tetapi anak baru akan memahami arti dari perceraian saat mengetahui bahwa salah satu dari orang tuanya sudah tidak tinggal bersama lagi. Dari situ anak akan bertanya-tanya kenapa perceraian dapat terjadi. Kondisi ini akan membuat anak merasa marah, kecewa, dan terkejut. Walaupun sebelumnya mungkin anak sudah mengetahui bahwa kedua orang tua mereka sering bertengkar.

 

Anak yang mengetahui bahwa orang tuanya akan bercerai juga akan merasa takut dan cemas. Kedua rasa ini muncul terkait dengan kasih sayang yang didapatkan oleh kedua orang tua. Anak akan berpikir mengenai masa depan yang akan dihadapi. Misalnya seperti pindah rumah atau sekolah, tinggal dengan siapa, dan apakah masih dapat berkomunikasi dengan ayah atau ibunya setelah berpisah.

 

Selain itu, perceraian akan memberikan dampak terhadap perubahan perilaku anak dengan berbagai bentuk. Pada anak usia dini laki-laki, biasanya akan menjadi lebih ribut, lebih pemarah, dan seperti tidak kehabisan energi untuk selalu bergerak. Tetapi ada juga anak yang menarik diri dari lingkungan sosial dan menyukai kesendirian. Sehingga di dalam kelompok anak ini bisa merasa tidak nyaman sehingga sulit diajak untuk bekerja sama.

 

Pada anak perempuan, perceraian akan membuatnya menjadi pendiam. Anak perempuan usia dini akan menjadi sangat memperhatikan kerapihan, berusaha menjadi anak baik, dan meniru orang tua atau guru saat mendidik atau memarahi orang lain. Anak perempuan akan mencoba menjadi anak yang lebih dewasa daripada usianya. Tetapi perlu Anda tahu, perubahan perilaku anak akibat perceraian ini tidak selalu sama, tergantung bagaimana anak mencoba untuk mengekpresikan diri mereka. Perubahan perilaku ini terjadi karena anak merasa tidak nyaman dengan kondisi yang terjadi di dalam keluarganya.

 

Munculnya perasaan bersalah pada anak

 

Perlu Anda tahu, perceraian juga dapat membuat anak menjadi “overthinking” terhadap perannya di dalam keluarga. Beberapa anak akan merasa bersalah karena merasa perceraian orang tuanya terjadi karena kenakalan yang dilakukan olehnya. Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak usia dini yang belum mengerti betul tentang perceraian. Rasa bersalah ini juga dapat bertambah saat anak dituntut untuk memilih salah satu dari orang tuanya. Karena anak akan berpikir bahwa selama ini ia salah karena terlalu dekat dengan orang tua lain, dan bersikap tidak baik terhadap orang tua yang satunya.

 

Cara memberitahukan perceraian pada anak

 

Memberitahukan perceraian terhadap anak memang bukan perkara yang mudah bagi orang tua. Tetapi tidak memberitahukan perceraian kepada anak juga bukan cara yang baik. Apalagi jika Anda harus berbohong kepada anak tentang perceraian. Sebab dengan berbohong, Anda akan terus menerus tidak berkata jujur terhadap anak. Untuk itu, berikut terdapat cara yang bisa Anda gunakan untuk memberitahukan anak mengenai perceraian orang tua.

  1. Perceraian orang tua memang sebaiknya segera diberitahukan kepada anak. Hal ini penting karena kebanyakan orang tua menunda untuk memberitahukan perceraian kepada anak dengan alasan untuk menjaga perasaannya. Padahal lebih baik anak mengetahui secara langsung mengenai perceraian dari orang tuanya secara langsung, daripada mengetahuinya dari orang lain.
  2. Pada saat memberitahukan perceraian, usahakan seluruh anggota keluarga hadir bersama-sama. Hal ini dapat membantu anak, karena kehadiran kakak atau adik akan memberikan dukungan satu sama lain. Apalagi pada saat memberitahukan perceraian, anak akan merasa terkejut, marah, atau sedih. Usahakan juga anak tidak perlu memilih antara ibu atau ayahnya.
  3. Saat menyampaikan perceraian, gunakan bahasa yang dipahami oleh anak. Jelaskan kepada anak, bahwa perpisahan yang terjadi bukan karena kesalahan mereka. Orang tua juga jangan saling menyalahkan di depan anak. Cukup katakan bahwa perceraian yang terjadi adalah keputusan bersama.
  4. Berikan keyakinan pada anak bahwa ia akan tetap dicintai oleh kedua orang tuanya, untuk menghilangkan rasa takut tidak diperhatikan oleh orang tua karena berpisah.
  5. Beri tahu kemungkinan yang akan terjadi dengan adanya perceraian, untuk menghilangkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak anak mengenai kehidupannya.
  6. Perhatikan berbagai hal yang dapat membantu anak menjalani kehidupan setelah perceraian dengan melakukan komunikasi, terlibat dalam aktivitas anak, dan memberikan dukungan dari lingkungan sekitar.
  7. Perhatikan juga perilaku anak dan cobalah untuk memberikan rasa nyaman. Jika perlu, Anda dapat meminta bantuan orang luar seperti saudara, untuk membantu anak dalam mengungkapkan perasaannya dengan adanya perceraian.

 

Itulah dampak buruk perceraian pada anak. Memang sebagai orang tua, perceraian bukanlah hal yang ingin dialami dalam membangun sebuah keluarga. Kalaupun terjadi, orang tua tetap mengupayakan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk mengupayakan anak tetap mendapat nutrisi yang tepat melalui susu Zee. Susu untuk anak dari usia 3-12 tahun ini mengandung Asam Amino Esensial yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung tumbuh kembang optimal. Susu Zee juga mengandung kalsium yang tinggi sehingga dapat membantu anak untuk tumbuh tinggi. Zee memiliki 4 varian rasa yang nikmat yang bisa Anda pilih sesuai kesukaan anak yaitu Strawberry, Honey, Swiss Chocolate, dan Vanilla Twist. Dapatkan Zee dengan mudah hanya di sini.

 

dukung nutrisi kesehatan anak dengan Zee

 

Baca juga artikel lainnya tentang pola asuh anak dari KALCare. Atau dapatkan informasi mengenai nutrisi tumbuh kembang anak hanya di KALCare.

 

Salam,

KALCare

 

Sumber:

Pdf Pengaruh Perceraian pada Anak Kemendikbud RI