Ibu hamil yang terbiasa untuk mengemudikan kendaraannya sendiri disarankan untuk “istirahat” dari balik kemudi pada trimester awal kehamilannya, karena pada masa tersebut kondisi kehamilan cenderung masih rentan, dan janin masih dalam proses pembentukan, sehingga belum menempel dengan kuat pada rahim. Memasuki trimester kedua, atau pada usia kehamilan 14-28 minggu, barulah ibu dapat kembali mengemudikan kendaraannya sendiri. Namun, khusus bagi ibu yang memiliki kehamilan berisiko, seperti ibu hamil yang memiliki rahim lemah atau jika tekanan darah ibu tidak stabil selama kehamilan, sebaiknya hindari kegiatan mengemudi sama sekali.
Lantas, bagaimana dengan ibu hamil tua? Memasuki usia kehamilan akhir, yakni trimester ketiga, disarankan agar ibu hamil berhenti mengemudikan kendaraannya sendiri. Selain karena ukuran perutnya yang membesar dan membuat ibu tidak lagi nyaman di belakang kemudi, ibu yang sedang hamil tua juga kemungkinan kurang awas dan kurang konsentrasi. Selain itu, guncangan dan benturan yang mungkin terjadi saat ibu mengemudi juga dikhawatirkan dapat membuat janin mengalami kontraksi, yang berakhir pada kelahiran prematur. Tentu saja ibu tidak mau mengalaminya, bukan?
Selain usia kehamilan, sebaiknya ibu juga berhenti mengemudi ketika tungkai kaki mulai membengkak pada masa akhir kehamilan. Tungkai dan kaki yang bengkak dapat menyebabkan kram otot, dan membuat mengemudi menjadi aktivitas yang kurang nyaman untuk dilakukan.
Jika kondisi ibu seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya mulai mencari alternatif lain selain mengemudi kendaraan pribadi, misalnya minta bantuan suami ataupun menggunakan kendaraan umum. Namun, jika ibu terpaksa mengemudi kendaraan pribadi, tidak ada salahnya untuk mengikuti tips berikut ini agar kegiatan mengemudi ibu menjadi lebih nyaman dan aman.
Salam,
KALBE e-Store