Zat besi (Fe) memiliki tugas penting dalam membentuk sel darah merah. Namun konsumsi zat besi dalam kadar yang berlebih juga tidak baik. Ada beberapa bahaya kelebihan zat besi yang tentunya merugikan tubuh.
Kelebihan zat besi adalah kondisi di mana darah mengandung kadar Fe yang tinggi.
Untuk mengecek kadar zat besi di dalam darah, umumnya dilakukan beberapa jenis tes darah seperti:
Sementara untuk nilai normal dari masing-masing tes sebagai berikut:
Bila hasil tes darah di atas angka tersebut, artinya Anda mengalami kelebihan zat besi.
Sebenarnya di dalam tubuh terdapat hepcidin, hormon yang mengatur keseimbangan penyimpanan zat besi di dalam tubuh. Hepcidin juga berfungsi untuk menekan penyerapan zat besi.
Pada saat penyimpanan zat besi rendah, kadar hepcidin akan menurun untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Begitu pun sebaliknya, saat jumlah zat besi rendah, kadar hepcidin akan menurun untuk agar zat besi bisa diserap lebih banyak.
Selama hormon hepcidin bekerja dengan baik, Anda tidak perlu khawatir. Tetapi beberapa gangguan yang menekan produksi hepcidin dapat menyebabkan kelebihan zat besi. Di sisi lain, kondisi yang merangsang pembentukan hepcidin berlebih dapat menyebabkan kekurangan zat besi.
Baca juga: 5 Penyakit Akibat Kekurangan Kalsium
Sebagian besar orang yang mengalami hemokromatosis tidak memiliki gejala. Tetapi pada pada laki-laki, gejala dapat muncul pada usia antara 30-50 tahun.
Sedangkan perempuan justru tidak menunjukkan gejala sampai berusia di atas 50 tahun atau telah memasuki masa menopause. Gejala yang dapat muncul berupa:
Pada beberapa kasus, penderita hemokromatosis tidak mengalami gejala sampai muncul masalah kesehatan seperti:
Kadar zat besi yang tinggi di dalam darah biasanya terjadi akibat hemokromatosis. hemokromatosis merupakan penyakit di mana tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan, dan tidak dapat mengurangi kadarnya.
Ini menyebabkan zat besi tersimpan pada organ hati, jantung, dan pankreas tetapi bersifat merusak.
Hemokromatosis sendiri terbagi dalam dua jenis:
Jenis ini bersifat herediter, artinya dapat diturunkan dalam keluarga. Jika kedua atau salah satu orang tua Anda memilikinya, kemungkinan besar berisiko terkena gangguan ini.
Hemokromatosis sekunder terjadi karena kondisi kesehatan seperti mengalami anemia, penyakit pada organ hati, dan mendapat banyak transfusi darah.
Pada orang yang mengalami kelebihan zat besi atau hemokromatosis, konsumsi makanan yang mengandung vitamin C berlebih tidak disarankan.
Sebab vitamin C akan memperburuk kondisi, karena membantu penyerapan zat besi dari makanan di dalam tubuh.
Baca juga: Inilah yang Terjadi Jika Anak Kelebihan Garam
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kelebihan zat besi dapat menyebabkan komplikasi yang parah. Beberapa yang dapat terjadi di antaranya gagal hati, kanker hati, diabetes, hingga gagal jantung.
Untuk mencegah komplikasi, ada pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelebihan zat besi. Hal ini dilakukan dengan cara mengeluarkan darah dari dalam tubuh secara teratur.
Pembuangan darah dilakukan hingga kadar zat besi Anda kembali normal. Biasanya proses ini memakan waktu hingga 1 tahun atau lebih.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Ini Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin C
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami kelebihan atau kekurangan zat besi sebaiknya dilakukan pengecekan darah.
Jika sudah pasti mengalami kelebihan kadar zat besi, konsultasikan dengan dokter cara apa yang perlu Anda lakukan untuk menghindari bahaya kelebihan zat besi.
Anda juga bisa mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat kelebihan zat besi dengan cara sebagai berikut.
Yuk, bersama-sama mulai hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi secukupnya. Begitu juga dengan mengonsumsi suplemen kesehatan, harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Anda bisa mencari beragam makanan sehat, suplemen, dan multivitamin di KALCare. Jangan lupa untuk me
Artikel dicek oleh: dr. Isman Sandira
Penulis: Chamilla Maria | Editor: Nimas Mita
Sumber: