Kehamilan merupakan momen yang membahagiakan bagi semua keluarga. Bahkan kehadiran anggota keluarga baru ini dirayakan dalam beberapa tradisi kehamilan menurut beberapa budaya di Indonesia. Apalagi jika Anda yang merupakan pengantin baru yang sudah mengharapkan kehadiran Si Kecil di tengah keluarga.
Mau tau tradisi kehamilan apa yang dilakukan untuk menyambut kehadiran buah hati? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Sumber: https://genpijogja.com/
Pertama, ada upacara Tingkeban. Upacara ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh suku Jawa pada usia kehamilan yang berusia 7 bulan. Tetapi upacara Tingkeban hanya dilakukan pada kehamilan anak pertama.
Pada tradisi ini, terdapat berbagai ritual yang dilakukan terkait dengan angka tujuh. Sebab dalam budaya Jawa, angka tujuh merupakan angka istimewa yang dianggap sebagai angka keberuntungan. Untuk rangkaian acaranya sendiri, terdapat upacara sungkeman kepada kakek dan nenek, siraman dengan air dari 7 sumber, pecah kelapa gading, ganti baju 7 kali, dan dodol dawet.
Selanjutnya ada upacara Mimbit Arep yang merupakan istilah yang digunakan dalam budaya Dayak Ngaju untuk menyebutkan peristiwa kehamilan pada seorang perempuan. Secara harfiah, Mimbit Arep memiliki arti membawa diri atau membawa diri saja dalam berjalan atau bekerja. Istilah ini muncul karena menurut kepercayaan dan adat istiadat orang Dayak sejak jaman dahulu, perempuan yang sedang hamil tidak boleh bekerja berat seperti perempuan yang tidak hamil.
Kegiatan ini dimulai dengan Ngehet Kahang Badak yang biasanya dilakukan pada usia kehamilan 3 bulan dengan mengikat palis pangereng pada pinggang ibu hamil. Tujuannya untuk mempertahankan tubuh ibu agar tidak melahirkan bayi prematur. Selanjutnya Manyaki Tihi yaitu memoles ibu hamil dengan darah ayam atau babi diiringi doa khusus pada kehamilan 5 bulan. Lalu ada Manggantung Sahur Kehamilan yang dilakukan pada usia kehamilan 6-7 bulan agar ibu dapat melahirkan anak dengan selamat tanpa hambatan apapun, terutama yang menyebabkan kematian.
Upacara Mapanre To-Mangideng merupakan tradisi kehamilan dari suku Bugis. Mapanre To-Mangideng ini memiliki arti menyuapi ibu hamil dengan makanan sehat termasuk makanan yang disukai oleh sang ibu. Tradisi ini dilakukan pada usia kehamilan 1 bulan dan dilakukan dengan berbagai macam acara.
Tujuan dari upacara ini sendiri adalah untuk menyenangkan ibu hamil selama masa kehamilan serta mencegah ibu mengidam sesuatu yang sulit atau tidak menyehatkan. Selain itu, ibu hamil juga akan diberikan pantangan untuk makan makanan dan perbuatan tertentu. Pantangan ini juga berlaku bagi calon ayah.
Sumber: tobaria.com
Upacara Mangirdak yang berasal dari suku Batak ini hampir sama dengan upacara Tingkeban, yaitu doa pengharapan saat kehamilan memasuki usia 7 bulan. Upacara ini juga dilakukan pada anak pertama. Tujuannya agar proses persalinan nanti berjalan lancar, sehat, dan selamat bagi ibu dan calon buah hati. Selain itu, Si Kecil diharapkan dapat membawa kebahagiaan bagi orang tua dan keluarga besar.
Upacara Mangirdak dilakukan oleh orang tua perempuan di rumah anaknya yang sedang hamil dengan harapan calon ibu tidak memiliki beban pikiran saat menjelang persalinan. Maka itu, orang tua juga biasanya akan datang secara tiba-tiba, membawa makanan kesukaan anaknya, serta ikan mas perlambang doa, harapan, dan mimpi-mimpi. Beberapa juga membawakan ulos atau Ulos Mula Gabe sebagai perlambang awal keturunan yang banyak.
Terakhir ada tradisi mengirimkan makanan antar keluarga dalam budaya di Aceh. Tradisi ini biasanya dilakukan saat ibu memasuki kehamilan usia 5 dan 7 bulan. Awalnya, keluarga dari pihak perempuan akan mengirimkan makanan manis berupa kue-kue tradisional kepada keluarga pihak laki-laki. Kemudian keluarga dari pihak laki-laki akan mengirimkan makanan berupa lauk pauk kepada keluarga pihak perempuan.
Pada usia kehamilan 7 bulan, baru diadakan acara makan bersama antara calon orang tua, dengan keluarga dari masing-masing pihak. Tradisi ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan diharapkan kehadiran calon buah hati semakin memperkuat tali kekeluargaan tersebut.
Itulah 5 tradisi unik kehamilan yang ada di Indonesia. Sebenarnya masih banyak tradisi dari masing-masing daerah yang dilakukan bagi ibu hamil. Tetapi rata-rata tujuan dari tradisi tersebut adalah doa dan harapan agar ibu dan janin yang dikandung dapat lahir dengan selamat dan sehat.
Doa dan harapan perlu didukung dengan pemenuhan nutrisi yang tepat dan seimbang bagi ibu hamil. Maka ibu perlu mengonsumsi makanan sehat, susu kehamilan Lovamil, dan bila perlu mengonsumsi suplemen kehamilan.
Yuk dapatkan segera Lovamil, nutrisi kehamilan dan menyusui dengan mudah di KALCare. Anda juga boleh yuk share tradisi kehamilan apa yang dilakukan pada sosial media Instagram dan Facebook KALCare!
Salam,
KALCare
Sumber:
Solopos.com. Tradisi Tingkeban Selamatan Kehamilan 7 Bulan di Jawa https://m.solopos.com/tradisi-tingkeban-selamatan-kehamilan-7-bulan-di-jawa-1035805 diakses pada 23 Juni 2021
Budayaindonesia.org. Mimbit Arep, Kehamilan Dalam Budaya Dayak Ngaju https://budaya-indonesia.org/MIMBIT-AREP-KEHAMILAN-DALAM-BUDAYA-DAYAK-NGAJU diakses pada 23 Juni 2021
Scribd.com. Adat Istiadat Suku Bugis Dalam Kehamilan https://www.scribd.com/doc/64922724/Adat-Istiadat-Suku-Bugis-Dalam-Kehamilan diakses pada 23 Juni 2021
Budayaindonesia.org. Upacara Mangirdak https://budaya-indonesia.org/Upacara-Mangirdak diakses pada 23 Juni 2021